.
Cerita kali ini berhubungan erat dengan bagaimana seorang pria muslim hidup secara general, ada banyak faktor yang mempengaruhi psikis pria sehingga layak dikatakan bahagia atau tidak
.
Bahagia yang dimaksud tidak sekedar di dunia tapi juga di akhirat
.
Sebagai pria muslim, kita sadar ada surga nyata di dunia ini yang sebenarnya mudah sekali untuk digapai asal mau berusaha menjadikan surga itu menjadi nyata, sebab jika tak lihai, ia akan berubah menjadi kutukan bagi dirimu di dunia juga akhirat. [1]
.
????
.
Pulanglah, jika beruntung, kau akan dapati seorang wanita tua di rumah, jika sudah tiada, do'akan lah, semoga ibumu di istana syurga sana menunggumu untuk hadir bersamanya selamanya (red: anak yatim/piatu)
.
Tiba2, datang sosok wanita asing dalam hidupmu, bagaimana mungkin wanita tua itu bisa menerimanya cepat sedang ia telah mengambil seorang pria yang begitu amat ia cintai, ini ibarat kisah wanita yang dimadu suami. Begitulah kira2 ibumu di sana.
.
Jika salah2 memilih, kau akan benar2 merasakan bahwa ibumu sedang kau madu, tapi jika benar dalam memilih, ibumu akan merasa begitu terpesona dengannya (red: istrimu) walau ia telah mengambil pria kebanggaannya. (Red: berkaitan terhadap kriteria istri yang dipilih [2] )
.
Terbang jauh anak laki2 meninggalkan rumah, memastikan pakaian yang ternyata ibunya berikan harus ia bawa melepas kenangan indah di rumah
.
Lantas, esok ia kembali membawa kebahagiaan baru bagi ibunya, sebut ia cucu :baby_symbol: insyaallah
.
~ بيتي جاناتي
١٧ ذو القعدة ١٤٤٠
~~~~
[1] Dalam Surah Luqman, Allah menyebutkan 3 perjuangan ibu yang tidak bisa dilakukan oleh ayah, yaitu hamil, melahirkan dan menyusui. Oleh sebab itu wajar Rasulullah mengutamakan berbuat baik kepada ibu tiga kali sebelum menyebutkan bapak.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’
Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’
Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’
Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari nomor 5971 dan Muslim nomor 2548)
~~~~
[2] Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar